Kisah dosen Kimia di pendakian Gunung Marapi 1991
Erupsi Gunung Marapi Sumbar yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2023 telah meninggalkan duka mendalam, terutama karena meninggalnya 11 orang pendaki, termasuk 5 orang mahasiswa. Selain itu, masih ada 12 orang pendaki yang belum ditemukan, di antaranya 4 orang mahasiswa.
Dua dosen departemen Kimia yang lulusan S1 dari Universitas Andalas, yaitu Dr. Ananda Putra dan Dr. Budhi Oktavia, membagikan pengalaman mereka mendaki Gunung Merapi Sumbar belasan tahun sebelumnya kepada redaksi web ini.
Dr. Ananda Putra menceritakan bahwa ia pernah menyelamatkan oleh salah seorang temannya saat mendaki Gunung Marapi Sumbar pada tahun 1994 atau 1995. Saat itu, ia dan teman-temannya sedang berada di dekat salah satu kawah yang paling besar. Tiba-tiba, muncul bau belerang yang menyengat membuat pusing dan nyaris menuju kawah. Untunglah, Dr Ananda dan salah seorang teman menarik yang hampir jatuh ke arah berlawanan.
Dr. Budhi Oktavia juga menceritakan pengalamannya mendaki Gunung Merapi Sumbar pada tahun 1991. Saat itu, ia dan 7 orang lainnya dari Kimia UNAND dan Politeknik Negeri Padang mendaki Gunung Merapi Sumbar. Saat berada di puncak, terjadi semburan abu vulkanik. Namun, Alhamdulillah mereka semua berhasil selamat.
Korban meninggal karena erupsi dan Pengalaman kedua dosen kimia ini mengingatkan kita akan bahaya kimia yang terkandung dalam erupsi gunung berapi. Bahan kimia berbahaya yang umum ditemukan dalam erupsi gunung berapi meliputi:
Abu vulkanik: Abu vulkanik adalah campuran dari batuan, tanah, dan kaca yang halus. Abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Gas-gas vulkanik: Gas-gas vulkanik yang berbahaya meliputi sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), dan karbon monoksida (CO). Gas-gas ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gas SO2 dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gas H2S dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, dan bahkan kematian. Gas CO adalah gas beracun yang juga dapat menyebabkan kematian.
Logam berat: Logam berat yang umum ditemukan dalam erupsi gunung berapi meliputi timbal (Pb), kadmium (Cd), dan arsenik (As). Logam berat ini dapat menyebabkan kerusakan organ, termasuk kerusakan otak, ginjal, dan hati.
Erupsi Gunung Merapi yang barusan dan sedang terjadi kini, juga telah menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, terutama kepada para mahasiswa yang menyukai mendaki gunung. Sikap harus kita selalu waspada terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas gunung berapi.
Mari kita doakan bersama agar tim SAR dapat menemukan para pendaki yang masih hilang dengan selamat. Semoga mereka dapat kembali berkumpul dengan keluarga.