Pelajaran Kehidupan dari Pendakian

Kisah Pendakian Gunung dan Pelajaran Kehidupan

Videonya silakan tonton dahulu : https://youtu.be/9MPlQmLpy2g?si=mVVF342wc9rI8Jxj

Kesaksian tim Dr. Ananda Putra di Puncak Marapi :

Saat itu, kami sangat dekat dengan salah satu kawah yang paling besar. Tiba-tiba, keluar bau belerang yang menyengat, membuat saya agak pusing dan nyaris menuju kawah. Dr. Ananda yang menarik saya ke arah berlawanan.

Waktu itu, kami mendaki sekitar tahun 1994 atau 1995, sekitar 9 orang. Kami adalah mahasiswa kimia angkatan 92 Universitas Andalas, semuanya laki-laki. Waktu itu, pendakian ke Marapi sudah ada larangan, dan seingat saya, kami mendaki tanpa melapor ke polsek sebagaimana biasanya kami mendaki ke Singgalang. Hanya kami saja yang mendaki waktu itu, tidak ada rombongan lainnya. Dan entah kenapa, kejadian yang kemarin itu saya lihat banyak pendakinya dari kaum hawa. Sesuatu yang aneh juga sebenarnya.

Kalau waktu ke Singgalang, 1 orang teman Bobby namanya Snack, mahasiswa kimia seangkatan, terpaksa ditinggal sendirian di tengah jalan karena sudah tidak kuat lagi. Dia ditinggal dengan bekal seadanya dan parafin serta 2 bungkus Indomie.

Mungkin karena itulah, kami yang lainnya waktu mau turun dari telaga, tersesat, beberapa kali bolak-balik ke tempat yang sama. Artinya, itulah keanehan di alam, ditunjukkan langsung oleh Kuasa-Nya. Kesetiakawanan itulah pelajarannya. Jangan pernah meninggalkan kawan, menikung kawan seiring, dll. Dengan mendaki gunung, pelajaran kesetiakawanan dapat diperoleh.

Dengan mendaki gunung tersebut, ikatan persahabatan kami di angkatan kimia 92 menjadi sangat solid, bahkan sampai sekarang. Waktu kuliah, hampir 100 persen angkatan kami yang dinamai Forsika 92 mendapatkan beasiswa, entah itu dari Supersemar, PLN, Pertamina, PPA, dll. Kami mencari semua beasiswa tersebut, sehingga kebersamaan angkatan semakin solid. Ujung-ujungnya, uang beasiswa tersebut digunakan bersama, seperti untuk meminjam bus Unand untuk jalan-jalan angkatan, yang mungkin angkatan kami yang paling sering meminjam bus.

Sampai sekarang pun, kebersamaan di Forsika bukannya semakin surut, bahkan bertambah. Forsika memberikan beasiswa kepada mahasiswa kimia setiap tahun, memberikan beasiswa dan santunan kepada setiap keluarga Forsika yang membutuhkan, dan banyak lagi.