Budayakan Sikap Bertanggung Jawab Pada Sisa Organik Rumah Tangga, Tim Pengabdian Masayarakat UNP serahkan Rolling Compester kepada 5 Jorong di Nagari Tanjung Balik

Tanjung Balik, Sabtu 13 Agustus 2022

Tanjung Balik (EY)-Segala bahan organik yang dihasilkan dari aktifitas rumah tangga selalu berujung pada tempat sampah. Jika hal tersebut sudah dikatakan sampah maka yang namanya sampah akan selalu dibuang, tidak digunakan, tidak dipakai, atau tidak disenangi. Oleh karena itu, bertempat di Balai Pertemuan Nagari Tanjung Balik, Sabtu (13/08), Pengabdian Masyarakat dengan Skema Program kemitraan Wilayah yang diketuai oleh Fitri Amelia, M.Si, Ph.D melakukan sosialisasi dan edukasi. Kegiatan ini bertujuan mengubah Paradigma “sampah yang selalu di buang” menjadi paradigma baru yakninya “Sisa organik yang dapat diambil manfaatnya”. Kegiatan Pengabdian ini diawali dengan materi tentang “ Pengolahan sampah dengan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace) oleh Prof. Dr. Minda Azhar, M.Si dan di lanjutkan dengan penyampaian materi kedua oleh Hera Dwi Triani, M.P pakar dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian dengan tema “ Ngompos Yuk!!!”. Materi yang disampaikan pada kegiatan pengabdian ini mengajak masyarakat untuk dapat memilah dan memilih sampah sesuai dengan kategorinya serta mengajarkan tentang teknik mengompos, faktor penting agar mengompos sukses, serta bagaimana mengimplementasikan hasil kompos.


Gambar 1. Pemaparan Materi oleh Prof. Dr. Minda Azhar, M.Si tentang Prinsip 4R dalam mengolah sampah

Gambar 2. Pemaparan materi  oleh Hera Dwi Triani, M.P dosen STIPER Sijunjung

Usai Pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi membuat bioaktivator dari nasi basi ataupun nasi setengah matang. Hasil bioaktivator dengan menggunakan nasi basi adalah mengembangbiakkan jamur Rhizopus oligosporus, kapang dari filum zygomycota  yang hifanya berwarna orange, namun jika menggunakan nasi setengah matang, jamur yang dikembangbiakkan adalah jenis Trichoderma sp. Demonstrasi ini bertujuan untuk menghasilkan dekomposer yang murah dan aplikatif sehingga masyarakat tidak perlu merogoh kocek untuk membeli bioaktivator yang dijual dipasaran. Prinsip penggunaan bioaktivator adalah mempercepat proses pengomposan dari 6 minggu menjadi 2- 3 minggu. Terakhir acara ditutup dengan penyerahan lima set perangkat  Rolling Composter kepada perwakilan 5 Jorong (  Pasa ilia, Pasa mudiak, Batu Laweh, Kubang Tigo, dan Guak Nomeh), dan peserta langsung menggunakan komposter tersebut dalam kegiatan praktek mengompos yang dibimbing oleh ibu Eka Yusmaita , M.Pd selaku instruktur.

 


Gambar 3. Serah terima Rolling Composter Oleh Ketua tim PKW (Fitri Amelia, M.Si, Ph.D) dan Demonstrasi pembuatan Bioaktivator oleh Eka Yusmaita, M.Pd.
Gambar 4. Demonstrasi pembuatan Bioaktivator oleh Eka Yusmaita, M.Pd.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment